Senin, 26 Mei 2014

IKHTIAR MENCARI JALAN KELUAR



IKHTIAR MENCARI JALAN KELUAR
Amri Gunasti*)

Kejadian – kejadian yang melanda Indonesia saat ini, merupakan cobaan yang sangat berat, mulai dari bencana alam, korupsi, kemiskinan, utang luar negeri, perang saudara, peredaran narkoba, tindak kriminalitas dan sebagainya. Cobaan tersebut terasa sangat berat karena terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Kejadian – kejadian tersebut bukanlah peristiwa baru, tetapi kejadian yang sering terjadi, berulang – ulang dan akan terjadi lagi, karena hal tersebut merupakan fenomena alam serta selebihnya akibat kegagalan manusia untuk mengekang hawa nafsunya yang cenderung berimplikasi kearah negative.

Untuk menghadapi hal semacam itu bangsa ini seharusnya bias belajar dari peristiwa – peristiwa serupa dimasa lalu, dan dengan prinsip bahwa kita harus menerima dan menolak sesuatu yang dating dari luar secara ijtihad, bangsa Indonesia bias belajar banyak dari bangsa – bangsa lain yang telah dan sedang menghadapi permasalahan (bencana alam, korupsi, kemiskinan, utang luar negeri, perang saudara, peredaran narkoba, tindak criminal dan permasalahan yang lainnya) tersebut.

Ethiopia, Somalia (dan banyak Negara yang lainnya) merupakan Negara Negara yang berada di belahan bumi lain yang sangat jauh dari Indonesia. Kalau kita mendengar nama – nama Negara tersebut serta membuka memori pikiran kita maka kita akan teringat tentang tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan yang terjadi di Negara – Negara tersebut, berupa busung lapar akibat gizi buruk dan kelaparan, karena memang kehidupan masyarakat di Negara tersebut berada di bawah garis kemiskinan, ditambah dengan kondisi alam yang sangat gersang dan tandus yang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam sebagai sumber penghidupan.

Beralih kebelahan bumi laian, Jepang, merupakan Negara yang terdiri dari pulau – pulau kecil dikelilingi oleh lautan. Berbicara tentang Jepang maka pikiran akan tertuju pada kejadian yang luar biasa, yaitu berupa bencana alam gempa bumi, dengan kekuatan tinggi dan terjadi hamper setiap saat, bahkan bencana ala mini telah membawa korban ratusan bahkan ribuan nyawa manusia dan materi.

Berbicara tentang bencana alam ini,jepang bahkan satu-satunya Negara yang kurang beruntung, Chili , misalnya, merupakan Negara yang selalu di hantui oleh bencana alam, berupa tsunami. Begitu juga Negara lainnya di dunia tidak pernah luput dari bencana alam baik berupa badai, letusan gunung berapi, banjir, longsor, dan sebagainya.

Sementara itu di tempat lain, konflik sosial, berupa perang saudara, merupakan rangkaian tragedi sosial, yang dapat membuat bulu kuduk berdiri. Dalam hal ini banyak contoh yang dapat kita ambil. Perang saudara antara Serbia dengan Bosnia, antara kaum Moro dengan pemerintah Philipina, Macan Elang Tamil dengan pemerintah Pakistan dan India, antara korea selatan dengan korea utara, dan masih banyak lagi konflik – konflik fisik yang lainnya yang menelan korban di kedua belah pihak yang sedang bertikai tersebut.

Peredaran narkoba merupakan fenomena lainya yang menarik untuk dibahas. Hal ini karena narkoba merupakan penghancur generasi muda, yang kemudian dimanfaatkan dengan sangat sangat apik untuk kepentingan ekonomi bagi mereka yang menuhankan uang. Kolombia merupakan salah satu contoh Negara tempat beroperasinya mafia narkoba ini. Entah berapa jumlah generasi muda dan umat manusia yang menjadi korban akibat ketergantungan terhadap barang haram tersebut.

Selain itu, korupsi merupakan permasalahan lain yang mewarnai isu global. Beberpa Negara di Amerika Latin dan Afrika, merupakan tempat dimana para koruptor melaksanakan tindakan bejatnya dengan melakukan tindakan korupsi tersebut. Sehingga perekonomian di Negara – Negara dikawasan tersebut menjadi goyang bahkan hancur, karena peredaran mayoritas jumlah uang dikuasai oleh sebagian orang saja.

Dulu, tragedi kemanusiaan dan kejadian diatas terasa seakan – akan sangat jauh dari kita, karena memang secara geografis, tempat – tempat yang disebut diatas relative sangat jauh dari Indonesia hanya bias kita saksikan lewat media, sehingga berita – berita semacam itu kadangkala kita angap sebagai angin lalu, karena hal semacam itu jarang terjadi di Indonesia pada waktu itu. Kalaupun terjadi, kejadiannya hanyalah bersifat sporadis saja.

Tetapi saat ini, semua kejadian tersebut bukan hanya dekat dengan Indonesia, tetapi kita alami sendiri. Setiap hari, hampir tidak ada berita dimedia yang tidak dihiasi oleh bencana alam, perang saudara, tragedi kemanusian, korupsi, serta berita kriminalitas. Karena memang, hampir setiap saat hal tersebut terjadi di negeri ini secara beruntun yang seakan akan - tak berhenti.

Masih segar dalam ingatan kita, pada tanggal 26 desember 2004 tsunami terjadi di Nangro Aceh Darusalam (NAD) dan sebagian tempat di Sumatera utara yang menelan korban ratusan ribu nyawa manusia serta kerugian materi yang tidak terhitung jumlahnya. Belum selesai penanganan korban tsunami di Nanggro Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, kita dikagetkan lagi oleh gempa bumi di Nias dan NAD.

 Kemudian secara beruntun terjadi banjir bandang di Panti, Kabupaten Jember Jawa Timur yang menelan korban ratusan nyawa manusia. Kemudian di Jawa Tengah terjadi banjir bandang, di susul dengan gejala letusan gunung merapi. Belum berhenti di sana terjadi gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang menelan korban ribuan nyaawa manusia. Terakhir di Sulawesi Selatan, bencana alam banjir yang menelan korban ratusan nyawa manusia.

Karena bencana alam di Indonesia terjadi secara beruntun dengan skala yang sangat besar, berbagai kalangan ternyata belum sepenuhnya menganggap hal ini sebagai sesuatu yang harus kita ambil hikmahnya. Pemerintah, misalkan, dalam menangani maslah ini, terkesan sangat panik, tidak terencana, tidak punya kemandirian baik secara finansial, keahlian serta peralatan sehingga harus mengundang pihak asing untuk dapat memberikan bantuan berupa tenaga medis, ahli dalam menggunakan peralatan yang dibutuhkan dalam menangani bencana alam serta pinjaman luar negeri.

Sementara itu kalangan Intelektual kita, hanya bisa memberikan kritik tanpa disertai solusi yang konkrit. Kalangan terakhir ini seharusnya terdiri dari orang orang yang mampu melihat situasi seperti ini sebagai Sesuatu yang harus dicarikan jalan keluarnya. Sehingga kalau hal demikian berlanjut bencana alam dan permasalahan – permasalahan social hanya akan menjadi perdebatan hebat, hal ini bukan saja membuat permasalahan tidak bisa diatasi tetapi juga membuat Indonesia semakin terpuruk

Kritik yang dilontarkan kalangan intelektual tersebut, bukan tanpa alasan. Dalam hal ini pemerintah memang sangat lamban dalam menangani musibah bencana alam, juga tidak mampu dalam membuat system pendeteksi dini bencana alam, sebagai cara preventif untuk menghindari kemungkinan jatuhnya korban dalam jumlah banyak. Tetapi sangat tidak tepat bila kritik tersebut tidak disertai dengan solusi yang kongkret. Begitu juga dengan pemerintah, yang mengacuhkan masukan dari kaum intelektual, bahkan menganggap kritik tersebut untuk menyudutkan pemerintah, bukanlah sikap yang arif. Sehingga, seharusnya semua kalangan, baik pemerintah, kaum intelektual, politisi, ekonom, Teknokrat dan Masyarakat mengambil hikmah serta mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Kita harus bayak belajar dari negara – negara yang sering ditimpa musibah bencana alam tersebut. Jepang misalnya, negara tersebut saat ini telah mengembangkan konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa. Chili adalah eegara yang telah mengembangkan sistem pendeteksi dini tsunami. Dengan sistem ini masyarakat diberitahu bahwa ditempat tersebut akan terjadi tsunami, sehingga masyarakat mengungsi ketempat yang aman, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

Perlahan tapi pasti itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan tekad dari negara - negara yang ada di benua Afrika untuk keluar dari kemiskinan. Untuk mengatasi keterpurukan, negara – negara tersebut melakukan starategi pengembangkan pola keseimbangan pengelolaan antara input dan output.

Permasalahn narkoba di Indonesia yang kian hari, kian meningkat baik peredarannya, maupun banyaknya jumlah pemakainya, yang berimplikasi pada permasalahan soaial, untuk mengatasinya kita bisa belajar banyak kepada Kolombia. Negara tersebut menyatakan perang secara terbuka kepada para pengedar dan pengguna narkoba, sehingga kalau kita lihat perkembangannya di negara tersebut semakin hari semakin berkurang pengguna dan pengedar narkoba tersebut. Begitu juga dengan permasalan korupsi, china misalkan memberi hukuman yang sangat berat kepada Koruptor.

Itulah sekilas gambaran tentang bagaimana negara – negara yang ada di dunia belajar dari peristiwa alam dan dari permasalahan – permasalahan sosial. Sehingga dapat kita jadikan pelajaran. Solusi yang diberikan untuk permasalan – permasalahan sosial serta bencana alam yang terjadi pada bangsa ini, kita sesuaikan dengan konteks ke – Indonesia – an, yaitu kita sesuai dengan bentuk dan besar kecilnya permasalahan yang terjadi. Semoga saja kedepan kita semakin siap menghadapi segala permasalahan yang terjadi.

*) Mantan Ketua Umum IMM Cabang Jember saat sebagai staf pengajar UMJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar