Rabu, 11 Juni 2014

Jadilah Mujahid Muhammadiyah, Its Kariiman Aumut Syahidan



Dalam acara Milad Muhammadiyah ke-101 M/104 H di Kabupaten Jember pada hari Ahad 24 November 2013, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur memberikan tausiyah dihadapan ribuan warga Muhammadiyah Jember di halaman SMA Muhammadiyah 3 Jember, seperti dikutip dari Majalah Istismar (Edisi 36/Januari 2014 M).
     Dalam pengarahannya Ketua PWM Jawa Timur Prof. Dr. Thohir Luth, MA menegaskan bahwa seluruh warga Muhammadiyah perlu untuk mengokohkan kembali komitmen dalam ber-Muhammadiyah. Sebab, menurutnya Muhammadiyah adalah organisasi legal, organisasi yang memiliki badan hukum dan tercatat dalam Lembaran Negara.
     “Saya berharap seluruh warga Muhammadiyah tidak ragu-ragu mengambil peran strategis dalam ber-amar ma’ruf dan ber-nahi munkar di tengah masyarakat. Tidak perlu khawatir, Muhammadiyah bukan organisasi terlarang dan juga bukan organisasi liar, jadi sudah seharusnya seluruh warga Muhammadiyah mengambil peran lebih dalam berinteraksi sosial di tengah masyarakat,” tegasnya.
     Bukti bahwa Muhammadiyah bukan organisasi terlarang, dengan jelas bisa kita saksikan bahwa satu-satunya pasangan suami-istri yang sama-sama dikukuhkan oleh negara sebagai Pahlawan Nasional adalah pasangan pendiri Muhammadiyah, yakni KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah A. Dahlan.
     Memang, kata Ketua PWM Jatim ini, dalam realitas di masyarakat terutama di lingkungan pemerintahan, kader Muhammadiyah sering diperlakukan secara tidak adil dan terkesan diskriminatif. Namun hal itu, kata Prof. Thohir Luth, tidak harus menjadi kendala, tapi justru harus menjadi motivasi bagi seluruh kader persyarikatan untuk lebih meningkatkan peran dan pengabdian warga Muhammadiyah pada masyarakat dan bangsa.
Tingkatkan Militansi
     Lebih jauh dalam pidato Miladnya, Prof. Thohir Luth menegaskan bahwa, di usianya yang lebih 1 abad, kendala dan tantangan bagi perjuangan Muhammadiyah tentunya tidak semakin ringan. Sekarang ini, menurutnya banyak bermunculan aliran-aliran baru, disamping juga parta-partai baru, yang memanfaatkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) Muhammadiyah, disamping juga memanfaatkan sarana-prasarana milik Muhammadiyah.
“Dalam prakteknya, mereka justru menohok Muhammadiyah dari dalam, melalui kader-kader Muhamamdiyah sendiri. Dan realitasnya, sudah banyak amal usaha milik Muhammadiyah yang berpindah tangan menjadi aset aliran-aliran baru ataupun aset partai-partai baru,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Prof. Thohir Luth mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk terus melipat-gandakan militansinya dalam ber-Muhammadiyah. “Orang boleh silih berganti, datang dan pergi. Namun kita harus meningkatkan komitmen, bahwa Sekali Ber-Muhammadiyah Tetap Muhammadiyah, bahkan kalau perlu sampai yaumul qiyamah,” tegasnya. Langkah yang bisa ditempuh, kata Ketua PWM Jatim, warga Muhammadiyah sudah seharusnya melakukan gerakan-gerakan menjadikan dirinya sebagai mujahid-mujahid Muhammadiyah, dengan menggelorakan kembali slogan, ‘Itskariman aumut syahidan’ yakni pilihan untuk ‘hidup mulia atau mati syahid.’
Sampai kapanpun, mujahid-mujahid Muhammadiyah akan terus bermunculan dari masa ke masa. Satu bukti, kata Prof. Thohir Luth, hingga saat ini berbagai amal usaha Muhammadiyah baik di pendidikan, kesehatan atau amal sosial lainnya terus bermunculan. “Demikian halnya dengan para kader yang mengelola amal usaha-amal usaha Muhamamdiyah di seluruh penjuru tanah air. Banyak diantara mereka yang rela bekerja keras tanpa berharap untuk digaji. Masih banyak kader kita yang menginfakkan dirinya hanya untuk mengharap ridho Allah dan untuk meraih amal jariyah,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar