Selasa, 03 Juni 2014

Seleksi Kader IMM dengan Membaca Al-Quran




Jember (max) – IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai salah satu organisasi otonom milik Persyarikatan Muhammadiyah, memiliki visi dan misi seperti yang tercantum dalam Anggaran dasar IMM pada Pasal 7 yaitu “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah” dimana hal ini dijabarkan dalam Tri Cita IMM yaitu aspek Relijiusitas(keagamaan) . Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa IMM berusaha menjadikan Islam dalam setiap proses sebagai idealitas sekaligus jiwa yang menggerakkan. Motto yang harus diaktualisasikan adalah  ‘Dari Islam kita berangkat (landasan dan semangat) dan kepada Islam-lah kita berproses (sebagai cita-cita) seperti yang tertulis di www.immpordjo.wordpress.com/2010.
Salah satu bentuknya adalah dengan menjadikan kader IMM menjadi seorang yang bias membaca Al-Qur’an, mengerti bahasa Arab secara sederhana. Diharapkan ke depannya menjadi seorang hafidz Qur’an dan mengerti Bahasa Arab secara komprehensif. Diharapkan dengan dapatnya membaca Qur’an bagi seoorang kader IMM nantinya kader IMM akan menjadi kader yang tangguh sesuai dengan filosofi Berilmu amaliyah dan Beramal Ilmiah. Tidak saja berilmu dunia (umum) tapi juga berilmu Al-Qur’an yang wajib dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan ikatan.
Seperti dikutip lewat muhammadiyah.or.id, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah,  Amien Rais, mengusulkan agar seleksi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dilakukan dengan membaca Al Quran. Pasalnya, Al Quran menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan manusia.
Ia juga mendorong agar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM mengadakan kursus sederhana Bahasa Arab untuk Arab yang memadai dapat menjadi bekal mahasiswa untuk mempelajari Al Quran. Mereka pun akan lebih mudah memahami kandungan-kandungan kitab suci tersebut.
“Alangkah baiknya kalau yang mau jadi anggota IMM Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diuji membaca Al Quran,” ujarnya dalam kuliah umum bertajuk Peran Politik Islam dalam Mewujudkan Indonesia yang Berkemajuan di Muktamar XVI Setengah Abad IMM di gedung auditorium Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Jumat kemarin (30/5).
Pria kelahiran Solo 70 tahun silam ini mengemukakan, referensi pedoman hidup selain Al Quran yakni hukum alam dan sejarah. Dalam Al Quran sendiri dijelaskan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka.
Hal ini termasuk perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara dimana negara tidak akan maju tanpa adanya partisipasi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat melalui keaktifannya di politik.
Pendapat Amien Rais ini ditanggapi oleh utusan Muktamar IMM, salah satunya Robby Karman utusan PC IMM Kab. Bogor yang menyatakan, “yang saya tangkap dari Pak Amien, beliau ingin kami kader IMM menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam memecahkan pelbagai problem yang ada. Nah, bagaimana kami akan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi kalau membacanya saja jarang?”. Robby menambahkan bahwa karena itu kader IMM jangan sampai ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an, kalaupun sudah bisa membacanya maka harus sering berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Muktamar IMM ke XVI sejak dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Selasa (27/5) kemarin, sampai hari ini Sabtu siang, (31/5) nantinya Muktamar IMM akan melakukan pemilihan formatur Muktamar ke XVI, namun ada 44 calon formatur yang akan bertarung dalam pemilihan 13 anggota formatur Muktamar XVI, kemudian akan menentukan siapa ketua umum DPP IMM periode Muktamar XVI yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar