Jember (max) – IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
sebagai salah satu organisasi otonom milik Persyarikatan Muhammadiyah, memiliki
visi dan misi seperti yang tercantum dalam Anggaran dasar IMM pada Pasal 7 yaitu
“mengusahakan terbentuknya akademisi
Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”
dimana hal ini dijabarkan dalam Tri Cita IMM yaitu aspek
Relijiusitas(keagamaan) . Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa IMM berusaha
menjadikan Islam dalam setiap proses sebagai idealitas sekaligus jiwa yang
menggerakkan. Motto yang harus diaktualisasikan adalah ‘Dari Islam kita berangkat (landasan dan
semangat) dan kepada Islam-lah kita berproses (sebagai cita-cita) seperti yang
tertulis di www.immpordjo.wordpress.com/2010.
Salah satu bentuknya adalah dengan menjadikan kader IMM menjadi seorang
yang bias membaca Al-Qur’an, mengerti bahasa Arab secara sederhana. Diharapkan
ke depannya menjadi seorang hafidz Qur’an dan mengerti Bahasa Arab secara komprehensif.
Diharapkan dengan dapatnya membaca Qur’an bagi seoorang kader IMM nantinya
kader IMM akan menjadi kader yang tangguh sesuai dengan filosofi Berilmu
amaliyah dan Beramal Ilmiah. Tidak saja berilmu dunia (umum) tapi juga berilmu
Al-Qur’an yang wajib dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan ikatan.
Seperti dikutip lewat muhammadiyah.or.id,
mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien
Rais, mengusulkan agar seleksi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
dilakukan dengan membaca Al Quran. Pasalnya, Al Quran menjadi pedoman dalam
menjalani kehidupan manusia.
Ia juga mendorong agar
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM mengadakan kursus sederhana Bahasa Arab untuk
Arab yang memadai dapat menjadi bekal mahasiswa untuk mempelajari Al Quran.
Mereka pun akan lebih mudah memahami kandungan-kandungan kitab suci tersebut.
“Alangkah baiknya kalau
yang mau jadi anggota IMM Dewan Pimpinan Pusat (DPP) diuji membaca Al Quran,”
ujarnya dalam kuliah umum bertajuk Peran Politik Islam dalam Mewujudkan
Indonesia yang Berkemajuan di Muktamar XVI Setengah Abad IMM di gedung
auditorium Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Jumat kemarin
(30/5).
Pria kelahiran Solo 70
tahun silam ini mengemukakan, referensi pedoman hidup selain Al Quran yakni
hukum alam dan sejarah. Dalam Al Quran sendiri dijelaskan Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada
pada diri mereka.
Hal ini termasuk
perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara dimana negara tidak akan maju tanpa
adanya partisipasi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat melalui
keaktifannya di politik.
Pendapat Amien Rais ini ditanggapi
oleh utusan Muktamar IMM, salah satunya Robby Karman utusan PC IMM Kab. Bogor
yang menyatakan, “yang saya tangkap dari Pak Amien, beliau ingin kami kader IMM
menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam memecahkan pelbagai problem
yang ada. Nah, bagaimana kami akan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber
inspirasi kalau membacanya saja jarang?”. Robby menambahkan bahwa karena itu kader
IMM jangan sampai ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an, kalaupun sudah bisa
membacanya maka harus sering berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Muktamar IMM ke XVI
sejak dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Selasa (27/5)
kemarin, sampai hari ini Sabtu siang, (31/5) nantinya Muktamar IMM akan melakukan
pemilihan formatur Muktamar ke XVI, namun ada 44 calon formatur yang akan
bertarung dalam pemilihan 13 anggota formatur Muktamar XVI, kemudian akan
menentukan siapa ketua umum DPP IMM periode Muktamar XVI yang dilaksanakan di
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar